Pernahkah kamu merasa takut dalam siatuasi maupun kondisi tertentu? Takut adalah respons normal terhadap sesuatu yang berpotensi menimbulkan bahaya. Namun, mempunyai rasa takut terhadap sesuatu bukan berarti mempunyai fobia.
Banyak orang yang mengira jika rasa takut dan fobia merupakan kondisi yang sama. Padahal, terdapat perbedaan antara fobia dan rasa takut.
Perbedaan fobia dan rasa takut
Ketakutan adalah hal yang wajar yang merupakan bagian dari diri manusia. Sementara itu, fobia merupakan tingkatan yang lebih tinggi dari rasa takut. Bahkan, fobia dikategorikan sebagai gangguan kecemasan.
Salah satu perbedaan yang mencolok dari fobia dan rasa takut yaitu cara menanggapi serta bagaimana rasa takut dan fobia bisa muncul dari diri Anda.
Jenis-jenis fobia
1. Fobia spesifik
Fobia spesifik adalah rasa takut yang berlebihan terhadap benda, binatang, situasi, atau kondisi tertentu. Contohnya fobia ketinggian (acrophobia), fobia kucing (ailurophobia), fobia laba-laba (arachnophobia), fobia menyebrang jalan (dromophobia), fobia petir (tyranophobia), fobia naik pesawat (aerophobia), fobia ruangan tertutup (claustrophobia), fobia melihat darah (hemophobia) dan sebagainya.
2. Fobia sosial
Perasaan takut berada di sekitar orang banyak. Fobia sosial paling umum yaitu rasa takut berbicara di depan banyak orang. Bahkan ada juga yang sampai menghindari interaksi antar orang. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk pergi ke sekolah, bekerja, maupun bersosialisasi.
3. Agoraphobia
Perasaan takut yang berlebihan terhadap ruang yang terbuka. Seseorang dengan agoraphobia akan cendeung merasa ketakutan jika berada sendirian di tempat atau situasi yang sulit untuk melarikan diri jika terjadi Serangan panik. Gejalanya berupa takut sendirian, berada di tempat yang ramai, atau bepergian dengan transportasi umum.
Cara mengatasi Fobia
Setelah mengetahui perbedaan rasa takut dan fobia serta jenisnya, kamu tentu juga perlu mengetahui bagaimana cara mengatasinya.
Rasa takut yang berlebihan atau fobia dapat diatasi dengan menjalani terapi. Terapi ini dilakukan untuk mengetahui, memahami, hingga mengubah pola pikir juga perilaku penderita fobia.
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) biasanya dilakukan melalui metode yang bisa membuat penderita fobia menghadapi ketakutannya tersebut. Hal ini bertujuan agar si penderita memahami sejauh mana mereka dapat menghadapi ketakutan mereka.
Cara ini juga bisa menjadi petunjuk bahwa objek tersebut tidak semenyeramkan yang mereka pikirkan.
Walaupun hasilnya tidak instan, orang yang menderita fobia dan menjalani CBT biasanya mendapatkan manfaatnya sekitar 12-16 minggu kemudian.